Tuang Warta – Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Budi Santoso, mengungkapkan potensi besar dalam meningkatkan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Hongkong, serta Tiongkok. Dalam pertemuan bilateral yang berlangsung pada Rabu, 13 November 2024, di Lima, Peru, di sela-sela APEC Economic Leaders’ Week (AELW), Mendag Budi menyampaikan pentingnya kerja sama konstruktif antara kedua negara guna memaksimalkan potensi perdagangan. Selain itu, Budi juga berharap adanya peningkatan minat investor Hongkong di sektor-sektor berorientasi ekspor yang akan semakin mempererat hubungan ekonomi kedua negara.
Dalam pertemuan tersebut, Mendag Budi didampingi oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Witjaksono, dan bertemu dengan Sekretaris Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi Hongkong, Algernon Yau. Budi menyampaikan bahwa Indonesia memiliki berbagai sektor yang menjanjikan bagi investor Hongkong, terutama di sektor yang berfokus pada ekspor, seperti sektor kesehatan, makanan, dan perikanan. Indonesia ingin menarik lebih banyak investor Hongkong untuk mengoptimalkan potensi ekonomi kedua negara dalam sektor-sektor ini.
Budi juga menyampaikan apresiasi atas bantuan teknis dan program peningkatan kapasitas yang diberikan Hongkong melalui program kerja sama ekonomi dan teknis (ecotech) sebagai bagian dari Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Hongkong, Tiongkok (AHKFTA). Ia mengungkapkan bahwa Indonesia telah merasakan manfaat dari program ini dalam memperkuat kapasitas pemangku kepentingan dan menjalin hubungan antara pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) dengan pejabat dari ASEAN maupun Hongkong. Mendag Budi menyambut baik perpanjangan program tersebut hingga tahun 2029, yang diharapkan dapat memberikan manfaat lebih besar bagi pengembangan ekonomi Indonesia.
Tidak hanya itu, Mendag Budi juga menyoroti penawaran Hongkong dalam bidang pendidikan. Dalam pertemuan bilateral tersebut, Hongkong menawarkan program beasiswa di sejumlah bidang, seperti sains, arsitektur, akuntansi, dan hukum. Beasiswa ini tersedia di lima universitas terkemuka di Hongkong, yang bisa dimanfaatkan oleh Indonesia. Hal ini menunjukkan komitmen Hongkong untuk terus mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, yang dapat menjadi aset penting dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Melihat perkembangan perdagangan antara Indonesia dan Hongkong, data terbaru menunjukkan bahwa pada periode Januari hingga September 2024, total perdagangan antara kedua negara mencapai USD 4,14 miliar. Dari angka tersebut, Indonesia mengekspor barang senilai USD 1,98 miliar ke Hongkong, sementara impor Indonesia dari Hongkong tercatat sebesar USD 2,16 miliar. Pada 2023, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD 5,18 miliar, dengan ekspor Indonesia ke Hongkong mencapai USD 2,65 miliar dan impor Indonesia sebesar USD 2,53 miliar. Dengan demikian, Indonesia memiliki surplus perdagangan sebesar USD 120 juta dengan Hongkong.
Hongkong merupakan negara tujuan ekspor ke-18 terbesar bagi Indonesia, serta negara asal impor ke-17 terbesar. Komoditas utama yang diekspor Indonesia ke Hongkong meliputi perhiasan, batu bara, batu bara bitumen, emas, dan mesin listrik. Sementara itu, komoditas utama yang diimpor Indonesia dari Hongkong antara lain emas, bagian aparatus transmisi, sisa dan skrap besi, aparatus lainnya, serta kain rajutan. Selain perdagangan barang, investasi Hongkong di Indonesia pada 2023 juga menunjukkan angka yang positif, dengan total investasi mencapai USD 6,5 miliar, yang meningkat sebesar 17,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Dengan segala potensi yang ada, Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan hubungan ekonomi dengan Hongkong dan Tiongkok. Mendag Budi Santoso berharap, melalui kerja sama yang konstruktif ini, kedua negara dapat terus saling mendukung dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat kedua belah pihak. Pemerintah Indonesia juga bertekad untuk memperluas jaringan kerja sama dengan negara-negara lain di kawasan Asia, guna memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi utama di Asia Tenggara.
More Stories
Pengamanan Ketat Women’s March Jakarta dengan 732 Personel Gabungan
Margriet Christina Megawe, Narapidana Kasus Pembunuhan Angeline, Meninggal Dunia karena Gagal Ginjal Kronis
Pemerintah Fokus Selesaikan Jalan Tol Trans Sumatra di Era Presiden Prabowo Subianto