11 November 2024

Tuang Warta

Kabar Kekinian

Petani Sukabumi: Menjadi Kreator Konten di Era Digital

Petani Sukabumi: Menjadi Kreator Konten di Era Digital

https://www.merdeka.com/

Tugu Warta – Di sebuah desa di Sukabumi, Jawa Barat, fenomena menarik terjadi di kalangan petani yang aktif membuat konten di TikTok, sehingga menjadikan mereka TikTokers. Melihat tren ini, Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, memberikan pandangannya mengenai hal tersebut.

Sudaryono menjelaskan bahwa kemunculan petani sebagai kreator konten di TikTok tidak berarti mereka mengubah profesi utama mereka. Ia tidak melihat adanya masalah dengan banyaknya petani yang terjun ke dunia kreatif digital ini. “Apa salahnya? Mereka tetap bertani dan juga mendapatkan penghasilan tambahan dari kegiatan ini. Selama tidak melanggar hukum, kami menghargai usaha mereka,” tegasnya saat konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian di Jakarta.

Ia mengamati bahwa banyak petani menciptakan konten yang berfokus pada kegiatan sehari-hari mereka. Sebagian dari mereka bahkan melakukan siaran langsung saat bekerja di sawah atau saat melakukan aktivitas pertanian lainnya. “Banyak yang saya lihat, kreator konten itu ngarit sambil live streaming. Ini memberi kesempatan bagi orang-orang di kota yang mungkin belum pernah melihat aktivitas pertanian secara langsung untuk menyaksikannya,” ungkapnya.

Sudaryono menekankan bahwa selama konten yang dihasilkan membawa dampak positif, tidak ada masalah yang perlu dikhawatirkan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa ada jenis konten yang berpotensi negatif, seperti adegan mandi lumpur, yang sebaiknya dihindari.

Ia menambahkan, “Konten yang tidak memberikan manfaat positif, seperti yang terlalu dramatis atau dibuat-buat, perlu dipertimbangkan dengan hati-hati. Misalnya, adegan mandi lumpur dan sejenisnya itu sebaiknya dievaluasi lagi.”

Meskipun demikian, Sudaryono menegaskan bahwa hal tersebut bukan ranahnya untuk memberikan penilaian lebih lanjut. “Yang jelas, jika petani membuat konten yang menunjukkan aktivitas mereka di sawah, seperti menanam singkong, saya kira itu sangat positif dan tidak ada masalah,” tambahnya, memberikan dukungan bagi petani yang ingin mengekspresikan diri melalui media sosial.

Dengan demikian, Sudaryono berharap bahwa kehadiran petani sebagai konten kreator di platform digital dapat memberikan wawasan baru bagi masyarakat tentang dunia pertanian, sekaligus membantu mereka meraih penghasilan tambahan tanpa meninggalkan pekerjaan utama mereka sebagai petani.