14 Januari 2025

Tuang Warta

Kabar Kekinian

Banjir Bandang di Kediri: Kerusakan Tanggul dan Respons Cepat Pemerintah

Banjir Bandang di Kediri: Kerusakan Tanggul dan Respons Cepat Pemerintah

https://www.antaranews.com

Tuang Warta – Banjir bandang yang melanda Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada Minggu (22/12) sore, membawa dampak signifikan terhadap sejumlah desa. Hujan deras yang mengguyur kawasan puncak Gunung Wilis menjadi penyebab utama luapan air yang menggenangi permukiman dan infrastruktur di daerah hilir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri mencatat beberapa kerusakan, termasuk jebolnya tanggul Sungai Kolokoso di Desa Kaliboto, Kecamatan Tarokan.

Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Kediri, Bayu Adi Santoso, menyatakan tim telah dikerahkan ke dua lokasi utama, yakni Sungai Kolokoso dan Desa Tiron di Kecamatan Banyakan. Di Sungai Kolokoso, ditemukan dua titik tanggul yang jebol. Meskipun panjang kerusakannya masih dalam tahap penghitungan, perbaikan segera menjadi prioritas. BPBD bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kediri serta Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BWSB) untuk mengevaluasi kerusakan tersebut. Hasil evaluasi ini akan menjadi dasar dalam merancang perbaikan tanggul yang lebih kokoh guna mengantisipasi kejadian serupa di masa depan.

Sementara itu, Desa Tiron menjadi salah satu daerah yang terdampak paling parah. Video yang memperlihatkan banjir di desa ini sempat viral di media sosial, menampilkan rumah-rumah yang terendam hingga hanya menyisakan bagian atap. Relawan bersama tim BPBD, TNI, dan Polri telah melakukan kerja bakti untuk membantu warga setempat. Selain itu, proses pendataan terus dilakukan untuk mengetahui jumlah rumah yang rusak dan tingkat kerusakannya secara rinci.

Tidak hanya Desa Tiron, banjir juga melanda desa lain di Kecamatan Banyakan, seperti Maron dan Jatirejo. Di Kecamatan Grogol, banjir merendam Desa Cerme, Bakalana, Sonorejo, Sumberjo, Gambyok, hingga Datengan. Ketinggian air bervariasi, rata-rata mencapai 50 sentimeter. Beberapa wilayah bahkan mengalami genangan lebih dalam yang memaksa warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Banjir ini juga memengaruhi aktivitas di Bandara Internasional Dhoho Kediri. Genangan air di sekitar bandara menjadi perhatian setelah videonya viral di media sosial. Namun, pihak pengelola bandara bergerak cepat menangani situasi tersebut. Menurut Legal, Compliance, and Stakeholder Relation Manager PT Angkasa Pura I Bandara Dhoho, Bintari Ariyani, langkah-langkah mitigasi telah dilakukan sejak banjir terjadi. Kondisi di area bandara kini telah kembali normal, dan aktivitas penerbangan tidak terganggu.

Banjir bandang di Kediri ini menjadi pengingat akan pentingnya pengelolaan air yang lebih baik, terutama di wilayah rawan bencana. Pemerintah daerah bersama berbagai instansi terus berupaya mempercepat pemulihan, baik dengan memperbaiki infrastruktur maupun menyalurkan bantuan kepada warga terdampak. Kerja sama antara pemerintah, relawan, dan masyarakat menjadi kunci dalam menangani bencana ini.

Upaya perbaikan tanggul di Sungai Kolokoso dan pendataan kerusakan rumah di Desa Tiron diharapkan dapat selesai dalam waktu dekat. Dengan langkah-langkah yang diambil secara cepat dan terencana, masyarakat Kediri diharapkan segera pulih dan kembali menjalani aktivitas seperti biasa. Di masa mendatang, mitigasi bencana seperti edukasi kepada warga dan perbaikan sistem drainase diharapkan dapat mengurangi risiko bencana serupa terjadi kembali.